PANDORA
BOX
PROLOG
Malam itu langit begitu
gelap dengan tiada bintang yang menudunginya, riak suara jangkrik dibalik
ilalang yang tumbuh dengan rimbunnya. Suasana Nampak tenang namun sejurus
kemudian muncul seseorang berlari ditengah padang tersebut. Lelaki yang berlari
sambil terengah-engah dengan kemeja putih dilapisi sweater bercorak-corak.
Usianya sekitar 30, 20, lebih muda dari itu mungkin sekitar 20 tahunan kurang.
Lelaki itu terus berlalu sambil
sesekali melihat ke sekeliling, jika dirasanya aman lalu ia melanjutkan langkah
kakinya lagi. Keheningan serasa pecah karena bunyi dedaunan kering dan ranting
yang patah terinjak. Lelaki itu terus berlari tanpa merasa lelah. Tiba-tiba
dari arah lelaki itu muncul terdengar teriakan dari rombongan berkuda, para
penunggang menggunakan baju halkah lengkap dengan ketopong dan tombaknya. Mereka
melihat ke sekeliling dengan seksama, salah seorang dari mereka yang
kemungkinan pemimpinnya berteriak memerintahkan yang lainnya untuk berpencar,
lelaki pertama yang sadar akan kehadiran itu segera bersembunyi dibalik rimbun
rerumputan. Ia mengendap-endap dengan amat pelan hingga desah nafasnya pun tak
dapat terdengar. Beberapa detik berlalu dan rombongan itu masih mencari-cari ke
sekeliling, namun karena mereka tidak menemukan yang mereka cari akhirnya
rombongan itupun beranjak pergi.
Derap langkah kuda terdengar
semakin jauh, bayangan orang–orang itu sudah haling. Lelaki muda itupun
menyembulkan kepalanya dibalik rerumputan, hutan sudah kembali sepi, desir
suara angin pun sudah kembali tenang. Kemudian dia memandang kekiri dan
kekanan. ‘aman!’ batinnya. Tanpa ambil pusing lagi lelaki itu mengambil langkah
seribu, menembus berimbun rumput ilalang. Sesekali ranting-ranting menggres
wajah dan lengan lelaki itu hingga meninggalkan luka gores yang cukup banyak. Tapi
ia tak menghiraukannya, ia tetap terus menghentakkan kakinya. Namun tiba-tiba
langkahnya terhenti, matanya terbelalak dan setiba itu wajahnya berubah menjadi
pucat seperti salju.
‘ Aku menemukannya! Anak itu ada disini!’
ucap suara itu dengan nada lantang. Sejurus kemudian teman-teman rombongannya
yang lain datang menghampirinya, orang berbaju halkah pun berteriak kembali ‘ disana!
Tangkap tikus itu!’. Lelaki muda itu amat terkejut, ia tak melihat ke belakang
atau sekelilingnya lagi, ia terus lari kemanapun ia melihat jalan yang bisa
dilalui. Akhirnya langkah kakinya berhenti ketika ia tidak bisa berlari lagi,
jurang ada didepan mata dan sejauh mata melihat ke bawah tertutupi pepohonan
hutan yang lebat namun diagak kejauhan terlihat pemukiman kota dan istana kerajaan
namun apapun dihadapannya. Saat ini dia sudah terpojok! Tak ada lagi jalannya
untuk kabur dan para rombongan sudah mendekat, lelaki itu terus melihat ke
sekeliling dan melihat ke istana kerajaan, cukup lama matanya memandang istana
itu sebelum ia berpaling karena suara yang mengagetkannya.
‘ Kau sudah tekepung, hukuman
pancung sudah menantimu esok fajar!’ ujar suara yang berasal dari seorang pria kesatria
diatas kuda hitam.
‘ Menyerahlah dan serahkan itu
kepada kami!’ ucap kesatria itu untuk kedua kalinya, dengan nada lebih
membentak. Namun tak ada jawaban dari lelaki muda itu. Suasana hening untukuntuk
beberapa saat hal itu membuat naik pitam si kesatria.
‘ Jawab!! ‘. Bentaknya dengan
amat menyeramkan hingga membuat para pengawal dibelakangnya berdecak kaget,
kemudian kesatria itu menunjuk ke para pengawalnya dan member perintah untuk
menangkap lelaki dihadapan mereka.
‘ Bawa dia dan…. ‘
‘ Tak perlu… ‘. Potonh lelaki
muda itu, dengan suara pelan tapi jelas.
‘ aku tak akan sudi mati ditangan
bawahan setan seperti kalian!’ ujarnya lagi. Suaranya begitu tegas dan membuat
tak berkutik bagi yang mendengarnya, kesatria yang awalnya memasang tampang
garang kini kaget dan matanya melotot. Kemudian dia dikagetkan lagi karna kini
lelaki muda itu menundukkan kepala dan mulutnya berkomat-kamit mengucap
kata-kata aneh. Mereka bingung dengan apa yang dilakukannya, kesatria itu pun
terdiam dan dengan berusaha mendengarkan apa yang diucapkan lelaki itu.
‘ MANTRA PENGGANDAAN!!?? ‘.
Teriak kesatria dengan heran dan terkejut. Lelaki muda hanya membalas dengan
senyuman apa yang dikatakan kesatria itu.
‘ hah… benar! Dari pada kuberikan
pada kalian, benda ini lebih baik kuberikan kepada mereka semua ‘. Sesuatu yang
ajaib terjadi, cahaya-cahaya warna-warni melayang dilangit diatas kepala lelaki
itu, titik-titik putih berputar-putar, ia membalikkan tubuh dan menghadap ke
jurang. Kemudian ia menggerakkan tangannya ke depan seperti mempersembahkan
sesuatu ke orang lain.
‘ Terimalah kalian semua!
Kuserahkan selanjutnya pada kalian ‘. Teriaknya dengan nada lega, bahagia,
senyumnya merekah diwajahnya. Para rombongan dibelakangnya amat kaget
terlebih-lebih sang kesatria. Mereka tak tahu harus bertindak apa atas
perbuatan lelaki muda aneh itu.
‘ Ka…. Kau!? ‘. Ucap kesatria
dengan perasaan bercampur aduk
‘ Sampai kapanpun kalian tak akan
pernah bisa menangkapku’. Balas lelaki muda dengan wajah senang namun
memilukan, kemudian dia melambaikan tangan kepada para rombongan dan terjun ke
jurang yang terjal.
Prolog Fin..
No comments:
Post a Comment